![]() |
doc. pribadi |
Hai ma, merawat anak tentu saja bukan hal yang mudah, seringkali
emosi dan tenaga kita terkuras karenanya. Terlebih dizaman serba modern ini,
sudah banyak ilmu parenting yang berseliweran di media sosial. Terkadang itu
bisa membantu, namun terkadang pula membuat semua semakin rumit. Seakan kita
takut salah melangkah. Namun, jangan khawatir ma, selama apa yang kita usahakan
berniat baik untuk anak kita, insya allah akan berbuah baik. Menjadi orang tua
juga merupakan suatu proses pengembangan diri, sedangkan anak merupakan mentor
terbaik untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari.
Saat awal mula menjadi seorang ibu, aku sempat salah kaprah terkait
beberapa hal dalam pengasuhan. Namun semakin hari aku semakin belajar, dan
ternyata seperti ini;
1.
Memberi anak makanan mewah dan mahal
Orang
tua tentu mempunyai keinginan memberi yang terbaik untuk anaknya, terutama
persoalan perut. Apa yang anaknya makan terkadang jauh lebih mahal dibandingkan
apa yang orang tuanya makan, itu hal naluriah. Seperti halnya sosis, nugget,
abon, otak-otak dan banyak lagi makan ultra proses lainnya, tidak segan dibeli
hanya untuk anaknya makan lahap.
Namun
setelah banyak membaca postingan ilmu dari dr. Tan, ternyata makanan
sederhana seperti ikan, telur, ubi, kentang jauh lebih baik dari pada
makanan kemasan. Makanan sederhana yang bisa diolah di rumah lebih baik dibanding
makanan yang bahkan kita tidak tahu bahan apa saja yang digunakan. Intinya anak
tidak membutuhkan makanan mahal, melainkan makanan bergizi yang dibuat dengan
sepenuh hati.
2.
Membeli mainan yang bagus dan mahal
Orang
tua mana sih yang tidak ingin anaknya bahagia, terutama ketika dibelikan
sesuatu hal yang ia sukai. Mainan yang mahal yang dulu kita tidak sanggup beli
pun, bisa dengan mudah kita beli, hanya untuk anak. Segala hal diutamakan untuk
anak, bahkan mama dan papa selalu mengesampingkan kebutuhannya.
Tidak
salah membelikan anak mainan, akan tetapi sebanyak apapun mainan semahal apapun
barang yang diberikan tidak bisa menggantikan waktu berkualitas dengan orang
tua. Terkadang anak hanya butuh waktu bersama mama papa tanpa ada distraksi
apapun, baik itu gadget, televisi atau apapun yang bisa membagi perhatiannya. Meski
dengan alat masak di dapur atau bahkan hanya dengan bantal dan guling, jika
mama papa menyediakan waktu, cinta dan perhatian penuh untuknya itu cukup untuk
mengisi tangki cintanya.
3.
Mengajari anak menghafal huruf dan angka sedini mungkin
Para
orang tua seringkali berlomba-lomba mengajari anaknya supaya pintar, bahkan
sejak dini sudah diajak untuk mengahafal huruf dan angka. Anak memang akan
lebih mudah menghafal diusia dini, karena mereka memiliki ingatan yang cukup
kuat untuk menghafal. Namun sangat memaksakan jika anak diharuskan menghafal
huruf dan angka, atau bahkan dipaksa bisa membaca dan berhitung.
Menurutku
itu sangat tidak tidak tepat, dimasa keemasan atau disebut juga golden age ini,
alangkah lebih baik jika anak diajarkan mengenal bagian-bagian tubuh. Hal ini
berguna disaat ia merasakan sakit atau sesuatu yang tidak nyaman, ia bisa mengomunikasikan
dengan baik. Juga sebagai bagian dari sex edukasi, bagian tubuh mana yang boleh
dan tidak boleh disentuh oleh sembarang orang. Boleh juga mengajarkan nama-nama
benda disekitarnya, ini juga berguna saat ia menceritakan hal yang ia suka dan
tidak.
4.
Melabeli anak cengeng ketika tantrum
Anak
seringkali tantrum ketika bersama orang tuanya, terutama anak usia dua tahun
atau lebih. Pasalnya, mereka mulai merasakan emosi bergejolak dalam diri
mereka. Sayangnya, pengetahuan mereka belum sebanyak pengetahuan orang dewasa,
mereka bahkan belum mengenal apa itu marah, kesal, sedih, senang dan
emosi-emosi lainnya.
Disaat
anak tantrum ketika bersama mama, itu bukan berarti kesalahan mama, bukan
berarti anaknya cengeng. Akan tetapi, saat itu anak merasa nyaman untuk
mencurahkan apa yang ia rasakan kepada mama. Ia hanya meminta perhatian mama
untuk beberapa saat, meminta untuk ditenangkan, meminta untuk sekedar dipeluk
atau diusap punggungnya. Ketika mama mencurahkan amarah, itu hanya akan
memperburuk keadaan. Ia mungkin diam, namun ia tidak lagi merasa mama tempat
ternyamannya, mama bukan lagi orang yang tepat yang bisa membantunya. Mama hanya
perlu berempati, duduk bersamanya , memeluknya itu cukup untuk membuat mama
menjadi manusia terbaik yang menyayanginya, tempat ternyaman berkeluh kesah.
5.
Merasa bangga memiliki anak penurut
Siapa
nih mama yang ingin anaknya menjadi penurut? Menurut buku yang sedang aku baca
nih, anak penurut belum tentu baik loh. Bisa jadi anak menjadi penurut karena
ia merasa orang tuanya sebagai orang yang ditakuti. Bisa jadi ia akan merasa
senang ketika berada jauh dari orang tuanya, ia melakukan hal yang dia sukai
secara diam-diam dan sembunyi-sembunyi karena takut akan orang tuanya.
Pribadi seperti
justru membuat orang tua bukan lagi tempat ternyamannya. Bahkan bisa saja ia
akan mencari orang lain sebagai tempat ternyamannya. Ini bisa menjadi pertanda
bahaya ma, karena ini membuktikan kerenggangan antara anak dan orang tuanya. Lalu
bagaimana cara mengatasi ketika anak menolak ketika diperintah? Nah ini insya
allah akan saya bahas nanti ya.
Sekian dulu bahasan kali ini, jika ada pemahaman yang berbeda bisa
sharing-sharing ya di kolom komentar.
Salam semangat,
Comments
Post a Comment